Jaring Wirausaha Kampus, MenKopUKM Unggulkan Inkubator Usaha

July 16, 2022
CIREBON, govnews-idn.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menjaring dan mencetak lebih banyak wirausaha dari kampus melalui inkubator usaha yang dikembangkan di lingkungan kampus.
 
“Saat ini perlu bagi seluruh kampus di Tanah Air, untuk memiliki kurikulum yang mendidik mahasiswa-mahasiswanya untuk menjadi wirausaha muda dengan menciptakan lapangan kerja, sehingga bukan lagi sebagai pencari kerja melalui inkubator usaha di kampus,” tutur MenKopUKM saat memberi pembekalan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) bagi Dosen dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Young Entrepreneur Wanted di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (16/7/2022). 
 
Hadir Rektor UMC Arif Nurrudin, anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron, serta ratusan mahasiswa UMC.
 
Menteri mengatakan, Cirebon menjadi salah satu kawasan yang memiliki banyak sentra UMKM. Untuk itu, sudah selayaknya banyak wirausaha lahir dari Kota Udang ini. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah juga sedang menyiapkan program Sejuta Wirausaha Mapan baru untuk meningkatkan rasio kewirausahaan nasional.
 
Rasio kewirausahaan Indonesia baru mencapai 3,18%. Di mana untuk menjadi negara maju setidaknya rasio kewirausahaan harus mencapai minimal 4%. Teten Masduki mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) saat ini berkeliling kampus di Indonesia, untuk menyiapkan mahasiswa sebagai pencipta kerja. 
 
Salah satu yang sudah berjalan adalah, kerjasama antara KemenKopUKM dengan Universitas Prasetya Mulia, di mana mahasiswa yang turun di lingkungan masyarakat lewat Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke desa-desa, membantu pelaku UMKM untuk memperbaiki kemasan dan menyusun business plan.
 
Dari pengalaman itu, kata menteri, selain berdampak menambah pengetahuan UMKM mengembangkan bisnisnya, ternyata banyak mahasiswa setelah KKN justru mempunyai ide bisnis. Untuk itu katanya, penting bagi kampus  menyiapkan inkubator mahasiswa. 
 
“Kami ingin menciptakan wirausaha yang punya jiwa kompetitif. Terutama berbasis SDM berkualitas supaya produk UMKM tak kalah bersaing,” ujarnya.
 
Produk inovatif mahasiswa, kangkung dan tempe dalam kemasan
 
Menurut MenKopUKM, setiap tahun, ada sekitar 1,7 juta sarjana baru yang mencari kerja. Sementara total angkatan kerja baru mencapai 3,5 juta sarjana baru namun yang terserap hanya 2 juta sarjana. Mengingat pertumbuhan ekonomi sebesar 5%, setiap 1% hanya mampu menyerap 400.000 pekerja. Sisanya jika tak ingin menjadi pengganguran harus mulai dari sekarang menyiapkan kurikulum untuk enterpreneur.
 
“Lapangan pekerjaan sebesar 90% disiapkan oleh UMKM. Syukur Alhamdulillah, dari survei yang ada, sekitar 73% anak-anak muda tak ingin jadi pegawai, mereka ingin jadi pengusaha. Untuk itu, harus diubah kurikulum di kampus jangan mencetak pegawai tapi cetak pengusaha, inkubator siapkan menjadi pelaku usaha,” urai MenKopUKM.
 
Melalui penerapan kurikulum kampus merdeka saat ini, kata Teten, mahasiswa diharapkan hadir di tengah-tengah masyarakat terutama menjadi seseorang yang kreatif, adaptif dan mampu membantu memecahkan permasalahan di tengah masyarakat (Kemdikbud, 2021).
 
“Pemuda adalah aset setiap negara. Studi McKinsey Global Institute menyebutkan bahwa pemuda yang merupakan 16% dari populasi global, merupakan kunci dari masa depan suatu negara untuk tetap tumbuh melahirkan inovasi, implementasi pembangunan berkelanjutan,” katanya.
 
Sementara itu anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron mengatakan, sebagai mitra kerja dari KemenKopUKM, Komisi VI berkomitmen untuk mendukung upaya kementerian mendorong Sejuta Wirausaha Mapan baru dari kampus. UMKM sebagaimana kehadirannya berhubungan langsung dengan hajat hidup masyarakat.
 
“Banyak ide dan gagasan menarik dari KemenKopUKM namun mesti diakui anggarannya terbatas. Ke depan, kami harap ide dan gagasan bisa dikolaborasikan dengan resources yang ada di Komisi VI, sehingga mempermudah akses teknologi dan permodalan bagi UMKM. Jangan sampai yang terjadi justru persaingan antar UMKM.”
 
Herman menyatakan, kemampuan UMKM untuk pulih dan bertahan dari krisis patut diapresiasi. Upaya KemenKopUKM membina serta mendorong wirausaha dari kampus ke kampus pun perlu mendapat dukungan penuh berbagai pihak.
 
Teten juga berharap, Komisi VI DPR memiliki resources yang cukup besar untuk memperkuat UMKM. “Jika kita sinergikan seluruh sumber daya yang ada, porgram inkubator di kampus ini menjadi model yang baik, untuk menghubungkanya ke pembiayaan dan market,” ungkap dia.
 
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
 
Teten Masduki menjelaskan potensi mahasiswa Cirebon sangat besar untuk jadi wirausahawan. Foto: KemenKopUKM
 
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com

RELATED POSTS