Urusan Sepakbola Keruh Karena Politik

March 27, 2023

By. Luther Kembaren

JAKARTA, govnews-idn.com – Belum genap semusim Erick Thohir memangku jabatan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), dia mendapat tekanan penolakan kedatangan Tim Nasional (Timnas) Israel untuk Piala Dunia FIFA U-20. Apakah mesti nasib sepakbola menjadi keruh karena urusan politik?

Posisi Indonesia menjadi tuan rumah FIFA U-20 kini sedang disorot dunia. Pasalnya, I Wayan Koster, Gubernur Bali menolak kedatangan Timnas Israel di Bali, tempat undian pembagian grup negara peserta Piala Dunia FIFA U-20. Penolakan itu dinilai sikap menghindar sebagai penjamin pertandingan sepakbola oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Bila tidak ada solusi akhir atau jika larangan penolakan Timnas Israel itu benar-benar direalisasikan, maka Indonesia akan kehilangan peluang menjadi tuan rumah bagi sejumlah pertandingan bola di bawah FIFA. Artinya, pencinta sepakbola mesti puas bila menyaksikan Timnas Garuda tetap menjadi tamu di perhelatan bola negara lain. Penggemar bola saatnya menghentikan percakapan bahwa PSSI kelak dapat menjamu timnas bola dari negara lain, sampai urusan politik luar negeri dan olahraga dipisahkan.

Lagi pula, persoalan ini mungkin saja awal bagi Timnas Garuda terkucil dari negara lainnya di jagad sepakbola dunia. Ini ironis, di saat pemerintah memasyarakatkan sepakbola, tapi publik kehilangan kesempatan emas menyaksikan timnas negara-negara lain bertanding di negeri sendiri.

Kesempatan Menonton Keindahan

Sebenarnya, Indonesia bukan saja memetik keberhasilan sebagai Tuan Rumah dari penyelenggaraan even itu. Tapi, ada efek bergulir yang dapat dinikmati masyarakat antara lain, kesempatan menonton ‘keindahan’ gocekan bola dari tim-tim unggulan negara lain. Kesempatan ‘merekam’ dalam memori pertandingan dari cikal bakal para pemain yang kelak akan menjadi bintang dunia seperti Lionel Messi, misalnya.

Pertandingan itu juga memiliki efek domino lainnya, di sisi ekonomi lokal via penjualan produk kerajinan tangan, makanan minuman, hingga kunjungan ke sejumlah destinasi wisata lokal. Sebab pertandingan ini bukan saja akan disaksikan insan bola lokal, tapi ditonton supporter dari masing-masing tim yang akan berlaga di sini.

Oleh karena sepakbola murni urusan pertandingan, sejatinya tensi politik luar negeri dibuang jauh. Karena sepakbola tidak memiliki tendensi politik ‘identitas’ selain dari suguhan pertandingan yang cakap, maka PSSI saatnya menyatakan sikap atas penolakan dari sejumlah pihak itu. Apakah PSSI mesti terseret pada kemunafikan?

Ada rumor beredar. Apakah yang diberi tugas untuk Piala Dunia FIFA U-20 memandang event ini hanya sekelas Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia saja? Rumor lain mengatakan, jika Piala Dunia FIFA U-20 batal berlangsung di Indonesia, olahraga sepakbola Indonesia cukup untuk kelas tarkam aje!

Ketua Umum PSSI Erick Thohir meninjau infrastruktur pertandingan Piala Dunia FIFA U-20. Foto: Humas.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-ina.com

RELATED POSTS