JAKARTA, govnews-idn.com – Kekuatan perkumpulan bulutangkis yang berlaga pada gelaran BNI Kejuaraan Nasional Beregu Dewasa Antarklub PBSI 2022 yang melibatkan 18 klub di Tanah Air memang belum merata. Dampaknya, banyak terjadi skor-skor yang mencolok.
Warna itu terasa begitu dominan pada pertandingan babak fase grup kejuaraan antarklub dengan format Piala Sudirman ini. Hasil pertandingan dengan skor akhir 5-0 terjadi saat klub-klub unggulan yang berasal dari Pulau Jawa bertemu dengan perkumpulan lain, baik di Jawa maupun di luar Jawa.
Klub Jaya Raya Jakarta yang menjalani laga mula Grup D sukses mengatasi Tunas Jaya Kasturi Jambi dengan 5-0. Begitu juga dengan klub Djarum Kudus di Grup A yang menang 5-0 atas Banda Baru Batam.
Pada pertandingan hari kedua, Selasa (13/12/2022) di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Djarum kembali menang telak 5-0 atas PB Kasih Jakarta Selatan. Skor serupa dicatat Mansion Exist Jakarta yang menang 5-0 atas Pupuk Kaltim Bontang.
Pada Grup C Mutiara Cardinal Bandung juga tampil superior. Klub asal Gregoria Mariska Tunjung ini pun terlalu kuat bagi Semen Baturaja Palembang. Mereka pun menang dengan 5-0.
Menyikapi hasil-hasil pertandingan yang jomplang ini, tak heran muncul usulan agar ke depan ada pembagian divisi di kejurnas antarklub. Dengan adanya pembagian strata ini, persaingan di tiap divisi jauh akan lebih sengit, seru dan kompetitif.
“Ke depan kalau bisa, format kejurnas antarklub ini bisa dibuat ada pembagian divisi. Sebab, kalau kami harus bersaing dengan klub-klub di Jawa, pasti hasilnya akan kalah telak. Maklum, dari segi materi pemain, kemampuan dan kompetisi, kami di luar Jawa begitu terbatas,” aku Enzelica Sutanto, pemain asal klub Tunas Jaya Kasturi Jambi.
Suara senada juga disampaikan oleh ofisial klub Semen Baturaja Palembang, Zul Ilman. Menurut Zul Ilman, saat ini pembinaan dan kompetisi bulutangkis di luar Jawa belum setara dengan di Jawa. Dampaknya, kekuatannya sangat jomplang.
“Lebih Seru Kompetisinya”
“Kalau diadu, pasti kami kalah. Klub-klub di luar Jawa kalah kompetitif dengan klub di Jawa. Karenanya, ide pembagian divisi pada kejurnas antarklub bisa dicoba lagi. Ini agar klub-klub di luar Jawa bisa bersaing dan unjuk kemampuan dengan klub yang kemampuannya setara. Dan ini pasti jauh akan lebih seru kompetisinya,” sebut Zul Ilman.
Sementara menurut Kimisha Pretty Arista, pemain ganda campuran asal klub Banda Baru Batam, dengan adanya pembagian divisi, dirinya bisa bersaing dengan lawan yang seimbang kemampuannya. Sehingga pertandingan yang dilakoni klub-klub di divisi yang setara, bakal lebih seru dan ketat.
“Pasti lebih seru kalau pemain asal klub luar Jawa bertanding dengan klub yang setara kemampuannya. Kami yakin masih bisa bersaing karena kemampuannya relatif sama atau tidak beda jauh,” sebut Arista.
Cuma, dengan format sekarang dengan tidak ada pembagian divisi, menurut Arista juga tetap ada nilai positif. Dirinya bersama rekan seklub tetap bisa bertanding dan mengukur kemampuan dengan pemain asal klub kuat di Jawa.
“Kalau dengan format yang sekarang, meski hasilnya tetap kalah, saya bisa menjajal kekuatan pemain-pemain klub dari Pulau Jawa yang kualitasnya rata-rata di atas kami,” tambah Arista.
Sedangkan bagi Muzammil Elya Tantri, pemain asal klub Pupuk Kaltim Bontang, dirinya lebih senang dengan format tanpa pembagian divisi seperti sekarang. “Dengan format seperti ini, saya bisa bersaing. Meski kalah, setidaknya saya bisa mengukur sampai di mana kekuatan saya,” kata Tantri.
NTO
Pemain ganda campuran dari klub Djarum Kudus di Grup A, Dejan/Gloria membawa klubnya unggul 5-0 atas Banda Baru Batam. Foto: Humas