JAKARTA, govnews-idn.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan pengelolaan sumber daya alam (SDA) hutan dan lingkungan secara berkeadilan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, hingga memperkecil kesenjangan ekonomi antarwilayah.
MenKopUKM Teten Masduki pada Kongres Kehutanan Indonesia ke VII bertajuk Strategi Sentra Bisnis UKM Kehutanan, di Jakarta, Selasa (28/6/2022), menekankan perlunya penguatan sektor pertanian Indonesia. Salah satunya dengan membentuk korporatisasi petani lewat koperasi.
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) saat ini tengah fokus mengembangkan model bisnis pada perhutanan sosial melalui koperasi agar ekonomi rakyat semakin berdaya dan mandiri.
“Petani skala kecil harus berhimpun dalam koperasi agar mempunyai posisi tawar yang kuat, Integrasi usaha hulu-hilir dengan pelibatan kemitraan para pihak pada rantai pasok (inclusive closed loop), adopsi teknologi, akses pembiayaan, terhubung dengan offtaker dan memiliki tata kelola dan manajemen professional,” kata MenKopUKM.
Menteri Teten menegaskan KemenKopUKM sedang melakukan piloting komoditas prioritas yang diharapkan dapat direplikasi khususnya di wilayah perhutanan sosial.
Piloting ini salah satunya ialah Koperasi Pesantren Al-Ittifaq yang mengakomodasi komoditas hortikultura dan beranggotakan 1.267 orang dan menjadikan AEON, SuperIndo dan Yogya Group sebagai offtaker.
Logo Kongres Kehutanan Indonesia 2022
Selain itu, ada juga Koperasi Tani Hijau Makmur dengan komoditas pisang yang mampu mengekspor pisang emas sebanyak 114 boks setiap minggu selama satu tahun dengan nilai ekspor US$60.642.
“Ada pula koperasi pemasaran BUMR Paramasera sebagai penghasil kacang koro yang mampu menjadi alternatif pengganti kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu (substitusi impor),” kata menteri.
Piloting terakhir ialah Koperasi Sawit Unggul Sejahtera yang mampu menghasilkan produk luaran berupa minyak makan (goreng) merah untuk mengatasi gizi buruk atau stunting pada anak.
Teten pun berharap Kongres Kehutanan Indonesia VII berjalan sukses. Menurutnya, sinergi dan kolaborasi lintas kementerian, daerah, BUMN, swasta dan masyarakat harus terus diperkuat agar terwujud kesejahteraan masyarakat tanpa merusak hutan.
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
“Petani skala kecil harus berhimpun dalam koperasi agar mempunyai posisi tawar yang kuat,” papar Teten Masduki. Foto: KemenKopUKM
Artikel ini sudah terbit di jurnal-idn.com