MenKopUKM Dukung Hippindo Serap 1 Juta Motor Listrik Lokal Untuk Karyawan Ritel

November 12, 2022

BALI, govnews-idn.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendukung dan mengapresiasi kerjasama antara Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dengan PT Marco Indokarya melalui Marco Green Solutions Program untuk mewujudkan program Satu Juta Motor Listrik bagi karyawan ritel dan ekosistemnya di tahun 2023.

MenKopUKM Teten Masduki mengatakan kerjasama tersebut guna mendukung program pemerintah mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) menuju Net Zero Carbon Emission. Hal ini juga sejalan dengan program Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menjalankan strategi pengembangan ekonomi hijau.

“Dengan hadirnya motor listrik lokal ini setidaknya kita bisa mengalahkan produk luar. Saya senang jika produk UMKM bisa menyaingi produk China. Saya mengapresiasi Hippindo bisa menyerap sejuta motor listrik, kita harus semangat karena kuartal III tahun 2022 tumbuh 5,7% yang ditopang oleh belanja domestik, salah satunya produk lokal,” kata MenKopUKM Teten usai menyaksikan Penandatangan Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MoU) Hippindo dan PT Marco Indokarya di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11/2022).

Hadir Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah, Malaysia-Indonesia Business Council (MIBC) Senator Jaziri Alkaf A Suffian, Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Ferry Kwartati serta Deputi UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman.

MenKopUKM mengungkapkan, tahun depan, ekonomi Indonesia dan dunia akan menghadapi kondisi global yang tak mudah. Apalagi sampai saat ini baru 15% UMKM di Tanah Air yang mampu memperkuat daya beli masyarakat dan mencoba kuat menghadapi situasi global.

Untuk itu praktek usaha ramah lingkungan atau ekonomi hijau ke depannya, ujar MenKopUKM, menjadi satu dari agenda pemulihan transformatif ke depan menghadapi tantangan ekonomi global yang berat.

Saat ini, sekitar 70% dari prioritas program KemenKopUKM akan menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi anak muda, perempuan serta fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mencapai target penurunan emisi maupun Net Zero Emission (netralitas karbon) di tahun 2060 atau lebih awal.

“Kita perlu belajar dari negara lain dengan pesat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi hijau, menetapkan kebijakan pro lingkungan dengan target ambisius. Contohnya di Uni Eropa, mereka menetapkan carbon border tax, dengan memonitor besi, baja, semen, pupuk, aluminium dan pembangkit listrik. Dan di Inggris telah menerapkan due diligence atau uji tuntas sebagai syarat masuk sejumlah produk luar negeri,” lanjutnya.

Nota kerjasama dengan Hippindo untuk motor bertenaga listrik

KemenKopUKM, berupaya terus menyusun strategi pengembangan UMKM hijau melalui beberapa program. Di antaranya, kemitraan usaha seperti Green Value Chains di Al Ittifaq serta sertifikasi organik (sayur mayur dan buah buahan).

Kemudian akses pasar seperti e-commerce green-product, pameran skala internasional tematik ekonomi hijau. Inkubasi Wirausaha meliputi pengembangan wirausaha sosial, khususnya dengan diterbitkannya Perpres Nomor 2 tahun 2021 tentang kewirausahaan yang memberikan kemudahan. Terakhir, digitalisasi UMKM, di mana saat ini sudah ada 20,2 juta UMKM telah terhubung dengan ekosistem digital.

“Kami juga terus mendorong start-up anak muda yang bergerak di bidang ramah lingkungan. Seperti Bell Society pemenang kompetisi bisnis model Korea-ASEAN 2020 yang mengolah limbah pertanian (kulit buah) menggantikan kulit sintetis yang tidak ramah lingkungan,” tutur MenKopUKM.

Selain itu juga ada Octopus, model bisnis sirkular dalam mengelola sampah plastik yang berhasil meningkatkan pendapatan pelestari hingga tiga kali lipat, di mana mayoritas pelestari adalah perempuan.

Serta beberapa start-up tech ramah lingkungan lainnya seperti green peer to peer lending (Arconesia), mall sampah (komerse.id), teknologi water management system (SIAB Indonesia) dan lainnya.

“Yang menarik ditemukan bahwa UMKM yang dimiliki perempuan cenderung lebih mendukung praktek ramah lingkungan dan inklusif dibandingkan dengan UMKM yang dimiliki laki-laki,” ungkap menteri.

Dia berharap, dengan kerjasama Hippindo dan Marco Indokarya meningkatkan hubungan bisnis yang ramah lingkungan, serta mewujudkan netralitas karbon lebih cepat dan ekonomi yang berkelanjutan.

MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN

“Kami juga terus mendorong start-up anak muda yang bergerak di bidang ramah lingkungan,” tutur Teten Masduki. Foto: KemenKopUKM

RELATED POSTS