SUBANG, govnews-idn.com – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendukung Organisasi Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang diharapkan dapat berkontribusi mendorong pemberdayaan masyarakat, melalui pengembangan kewirausahaan dan UMKM masa depan berbasis kreativitas, inovasi, dan teknologi digital.
“Hal itu juga untuk mempercepat pencapaian target wirausaha mencapai 4% hingga akhir tahun 2024 sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022,” kata SesKemenKopUKM saat berdialog dengan wirausaha muda dari GKN pada Diskusi Pengaduan dan Serap Aspirasi Publik tentang Pengembangan Digitalisasi bagi Koperasi dan UMKM di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (28/3/2024).
SesKemenKopUKM juga berharap di usia 13 tahun, GKN bisa terus berkembang sebagai organisasi yang mewadahi kepentingan anggotanya yang saat ini sudah mencapai lebih dari 10.000 pelaku UMKM. “Sebagai wadah pelaku usaha, GKN harus selalu berinovasi, sehingga usaha para anggota bisa lebih maju lagi,” ujar Arif.
Terlebih lagi, saat ini banyak peluang yang bisa ditangkap GKN. Salah satunya, dari kebijakan 40% belanja pemerintah (pusat, daerah, BUMN dan BUMD) yang menyasar produk dalam negeri, yakni UMKM melalui e-Katalog. “Para anggota GKN harus membedah apa saja kebutuhan belanja pemerintah tersebut. Sehingga, tergambar item-item produk apa saja yang bisa digarap GKN,” tegas SesKemenKopUKM.
Untuk itu, Arif mendorong wirausaha GKN meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk. “Ini menjadi tugas dari GKN untuk melakukan pendampingan dalam peningkatan kapasitas usaha pelaku UMKM,” urai SesKemenKopUKM.
Dalam hal ini, GKN bisa memberikan pelatihan kepada anggota yang belum memahami cara mengakses e-Katalog, memahami proses biding, sampai membuat proposal perencanaan bisnis. “Lebih dari itu, GKN bisa mendorong anggotanya agar bisa masuk rantai pasok industri, baik nasional maupun global,” lanjut Arif.
Arif mewanti-wanti GKN agar memilih produk yang tepat yang akan dijadikan sebagai produk unggulan daerah. “Produk yang dibutuhkan pasar dan bisa memenuhi kebutuhan reguler masyarakat. Idealnya, yang memiliki usaha sejenis agar bergabung mengembangkan produk unggulan. Sehingga, sesama anggota GKN tidak akan saling mematikan,” ucap SesKemenKopUKM.
Bagi Arif, untuk menghadapi tantangan dan peluang di dunia digital, UMKM penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang literasi digital agar dapat berpartisipasi secara aktif dan merasakan manfaat langsung dari kemajuan teknologi digital.
Kepala Biro Komunikasi dan Teknologi Informasi KemenKopUKM Budi Mustopo menambahkan, keberadaan GKN harus memberikan manfaat besar bagi seluruh anggota, terutama dalam pengembangan kinerja usahanya. “Karena, eksistensi satu organisasi atau asosiasi bisnis itu diukur dari semakin besarnya manfaat yang dirasakan oleh seluruh anggota,” tutur Budi.
Budi berharap GKN mampu memfasilitasi seluruh kepentingan dan kebutuhan anggotanya mengembangkan kapasitas usaha hingga pemasaran produknya. Contohnya di Korea Selatan, di mana ada satu asosiasi bisnis yang mampu melayani kebutuhan usaha para anggotanya dari A sampai Z.
“GKN harus mampu memfasilitasi kebutuhan akan temu bisnis atau business matching, atau layanan bisnis lainnya. GKN harus mengacu ke arah sana,” tambah Budi.
Budi juga melihat peran lain yang bisa dilakukan GKN, seperti pengembangan konsep dan model bisnis yang dapat diterapkan pada anggota GKN. “Di sini pentingnya memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan kewirausahaan di Indonesia,” ungkap Budi.
Ketua Umum Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) Indonesia Awang Dody Kardeli menjelaskan, sejak terbentuknya pada 2011, GKN terus berupaya menyebarkan virus kewirausahaan, khususnya bagi kalangan generasi muda dan mahasiswa. “Gaung kewirausahaan akan terus didengungkan sampai sekarang ke seluruh Indonesia,” papar Awang.
Awang menyebutkan, GKN akan terus meningkatkan pelayanan dan pendampingan bagi pengembangan kualitas produk dan daya saing UMKM. Sejumlah program yang masih berjalan dan akan terus dilanjutkan adalah terkait kelas kemasan, PIRT, legalitas usaha, perluasan pasar, hingga business matching. “Kami akan terus berkolaborasi dengan seluruh stakeholder untuk membentuk ekosistem UMKM dan kewirausahaan yang kuat.”
Dengan begitu, Awang meyakini organisasi yang dipimpinnya itu semakin matang dan kuat, baik dari sisi kelembagaan maupun SDM. “Ke depan, kami akan terus mengawal program pengembangan kewirausahaan dari KemenkopUKM,” terang Awang.
Awang pun merujuk kiprah GKN Subang yang terus melakukan pembinaan dan pendampingan bagi para mantan TKI dan TKW. “Mereka kami dampingi untuk menjadi wirausaha mandiri dan tangguh,” tukas Awang.
Naik Kelas
Salah satu narasumber diskusi tersebut, Direktur Lapenkop Dekopin Arifuddin menekankan, pengembangan bisnis saat ini tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi digital. “Untuk naik kelas, koperasi dan pelaku UMKM harus sudah berbasis teknologi digital. Pelaku usaha harus sudah bertransformasi digital dan memanfaatkan inovasi teknologi,” jelas Arifuddin.
Selain itu, Arifuddin menyebutkan bahwa wirausaha muda harus juga melakukan transformasi usaha dari informal ke formal. “Termasuk transformasi dalam rantai pasok industri atau rantai nilai global,” harap Arifuddin.
Bagi Arifuddin, idealnya adalah koperasi modern itu anggota berisikan para pelaku UMKM. Sehingga, mereka akan lebih mudah untuk naik kelas. “Karena dengan berkoperasi, mereka akan terhubung dengan offtaker, memperbesar peluang adopsi teknologi dan inovasi, memperbesar kapasitas produksi, meningkatkan tata kelola manajemen semakin profesional, hingga bisa berbasis ekosistem,” tutur Arifuddin.
Senior Expert HR Consultant Qothrun Nada juga menekankan pentingnya pengembangan SDM untuk meningkatkan kapasitas bisnis UMKM. “Setidaknya, ada lima tantangan UMKM saat ini, yaitu faktor finansial atau modal, digitalisasi, SDM, regulasi, dan marketing,” Qothrun mengingatkan.
Tantangan inilah yang harus dicarikan solusi yang paling yang efektif untuk mendorong wirausaha muda semakin mampu mengembangkan bisnisnya.
Erwin Tambunan
“Sebagai wadah pelaku usaha, GKN harus selalu berinovasi, sehingga usaha para anggota bisa lebih maju lagi,” ujar Arif. Foto: KemenKopUKM.
Artikel ini sudah terbit di jurnal-ina.com