JAKARTA, govnews-idn.com – BAGI penggila tinju era 1990-an, pasti ingat betul juara dunia kelas Light Welter IBF, WBC dan WBA asal Australia. Bukan, bukan Jeff Fenech, tapi Kostya Tszyu atau dibaca Kosta Zu. Petinju bengis yang hingga pensiun 2005 masih menyandang gelar juara WBC dan WBA.
Ahad pagi (27/3/2022) waktu Indonesia Barat atau Sabtu malam (26/3/2022) waktu Minneapolis, Minnesota, USA, kita akan kembali melihat Tszyu manggung. Ohya, bukan Kostya tapi Tim Tszyu, putra sang legenda asal Uni Soviet yang bermigrasi ke Sydney, Australia saat negeri Beruang Merah itu runtuh 1992.
Tim baru berusia 24 tahun, dia akan menantang Terrell Gausha, petinju Amerika kelahiran Cleveland, Ohio, 34 tahun silam. Gausha adalah alumnus Olimpiade, Brazil. Ini adalah laga yang ke-22 Tim dan sekaligus menjadi laga ujian pada putra Sang Legenda tinju Kostya Tszyu. Ini juga merupakan laga perdana bagi Tim baik di Amerika maupun dunia. Selama ini, dia hanya bertarung di Australia.
Menunggu
Tom Brown, promotor TGB Promotions dan Sampson Lewkowicz, sedang mempersiapkan jalan bagi Tim untuk bisa meraih gelar juara dunia. Baik juara dunia WBC, IBF, Jermell Charlo maupun juara dunia versi WBO, Brian Catano, sesungguhnya sudah diwajibkan untuk bertemu dengan Tim Tszyu yang saat ini berada di peringkat 3 dan 1 di tiga badan tinju dunia itu.
Tapi, ketiganya bisa dinegosiasi, apalagi tahun lalu sudah diputuskan akan ada laga univikasi di bulan Mei 2022. Jermell Charlo, pemegang tiga sabuk WBC/WBA/IBF akan dipertemukan dengan Brian Castano, juara WBO. Nah, pemenangnya akan dipertemukan dengan Tim Tszyu.
Untuk itu, meski laga yang akan digelar Armory, USA, MN, Minneapolis, tidak akan mengganggu posisi Tim sebagai penantang, tetapi hasil yang bagus tetap dibutuhkan. Tak terbayang jika Tim kalah, maka laga wajibnya pasti jadi tidak bermakna. Malah, bisa-bisa laganya menantang juara dunia kelas Super welter/junior middleweight bisa batal.
Sebaliknya, jika laga perdananya di USA itu sukses, maka tiket untuk menantang pemenang antara Charlo vs Castano, sudah ada di tangan. Dan, tidak ada yang tak mungkin di atas ring tinju pro, Tim bisa, maka dia akan menjadi petinju pertama yang menyandang gelar juara dunia sejati ditorehan pertamanya itu.
Namun, sebelum mimpi indah itu buyar, Tim Tszyu harus mampu menunjukkan kelas melawan Gausha yang sepuluh tahun lebih tua. Kita tahu, Gausha bukan petinju kaleng-kaleng. Saat di amatir, dia mampu mengalahkan Caleb Plant yang belum lama ini dikalahkan oleh Canelo Alvarez. Gausha juga mempecundangi Jesse Hart, saat ini juara dunia kelas Super Middleweight versi WBO.
Sebagai alumnus Olimpiade, Gausha memiliki pengalaman dan kemampuan yang tidak sembarangan. Bisa jadi, laga ini menjadi yang terberat bagi Tim.
Meski demikian, keberingasan dan keberaniannya di atas ring yang nyaris sama dengan sang ayah, adalah jaminannya untuk sukses. Di dalam darah Tim mengalir darah Mongol-Korut dari Sang Kakek, dan Nenek dari Serov, Russia. Daerah yang sangat keras persaingan hidupnya, di kaki Pegunungan Ural, Oblast Sverdlovsk.
Timofei Tszyu saat ini mengantongi rekor 20 kali tampil 20 menang, 15 kali menang KO/TKO, belum pernah kalah dan draw. Sementara Terrl Gausha 25 total bertarung, 22 (12)- 2- 1. Meski demikian, ring record bukanlah jaminan.
Kita tunggu saja laga Tim Tszyu vs Terrell Gausha.
M. Nigara
Wartawan Tinju Senior
Komentator Tinju tvOne
Anggota SIWO Senior
Penasehat PWI Pusat
M. Nigara