Singapore Open 2023: Juara Bertahan Ginting dan Apri/Fadia ke 16 Besar

June 7, 2023

SINGAPURA, govnews-idn.com – Unggulan kedua Anthony Sinisuka Ginting lolos dari hadangan pebulutangkis Hong Kong, Angus Ng Ka Long pada tarung dua game 21-15 dan 24-22 di Singapore Open 2023, Rabu (7/6/2023).

Meski memiliki postur 10 cm lebih rendah (181 cm berbanding 171 cm) Ginting mampu meredam kekuatang Ng Ka Long. Kemenangan mempertukan Ginting menghadapi pemain yang muda dari dia, Brian Yang (Kanada).

Atlet bulutangkis Kanada ahir pada tahun 2001, sedangkan Ginting (juara bertahan) lahir pada 1996. Namun Ginting tetap unggul pengalaman. Brian Yang pada babak 32 besar menang dari Raasmus Gemke (Denmark) dengan dua game 21,18 dan 21-14.

Ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti juga meraih kemenangan dari Jin Yu Jia/Wong Jia Yinng Crystal (Singapura) 15-21, 21-19, 21-15. Dan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan/Pramudya Kusumawardan menang rubber game 12-21, 21-18 dan 21-19 atas Kim Astrup/Andres Skaarup Rasmussen (Denmark). 

Atas kemenangan itu, mereka mengemukakan kepada Tim Humas dan Media PP PBSI.

Anthony Sinisuka Ginting: Mengucap syukur bisa bermain baik hari ini dan menyelesaikan match juga tanpa cedera. Ya, memang tadi sebisa mungkin untuk terus mencari solusi untuk mengatasi kondisi lapangan dan shuttlecock.

Di game pertama juga belum bisa mengembangkan permainan karena memang laju shuttlecock-nya cukup kencang dan kurang bisa dikontrol. Jadi agak liar sedikit sih kalau kita bisa bilang. Jadi di game pertama sebisa mungkin tidak banyak melakukan pukulan ke belakang atau mengangkat atau lob. Sebisa mungkin harus lebih tenang juga.

Saat terjadi setting, saya memang hanya bermain lebih nekat, lebih berani. Saya juga harus menguasai di permainan net dan memegang kendali serangan.

Sebagai juara bertahan, saya tidak memikirkan ke sana. Saya hanya mencoba karena kan semua pemain kini pasti memiliki kans yang sama. Saya hanya mencoba tampil maksimal. Mulai dari persiapan dari mempersiapkan pola strategi permainan dan mental pikiran. Saya mencoba semaksimal mungkin di setiap pertandingan yang akan saya jalani.

Apriyani Rahayu: Tadi dari game pertama, kami masih menganalisa bagaimana laju shuttlecock dan keadaan lapangan karena terasa sangat berbeda dengan kemarin saat berlatih. Selain itu, kami dalam posisi belum bisa keluar dari tekanan.

Hari ini kita akui lawan memang begitu siap. Sementara kami masih mencari-cari pola. Saat pengembalian lawan masuk dan dapat poin, saya bingung juga. Mau main bagaimana, belum didapat. Saya hanya mencoba terus berkomunikasi dengan Fadia dan pelatih.

Apriyani/Fadia menatap lawannya yang kewalahan.

Terus terang sempat tegang juga. Saat tertekan, kami kurang bisa menikmati permainan. Apalagi poin-poinnya mepet di game kedua. Mereka lebih siap. Sementara kami belum mampu mengontrol keadaan lapangan dan shuttlecock.

Syukurlah di game kedua dan ketiga, kemampuan kami bisa keluar semuanya dan bisa menang, meskipun masih ada kesalahan. Untuk menghadapi pertandingan besok, memang harus dipersiapkan segalanya. Ya fokus, fisik dan strateginya.

Kami sebenarnya tampil tidak terbebani dengan status sebagai juara bertahan. Karena kami mempunyai mindset, saat turun podium itu bukan lagi sebagai seorang juara. Jadi tak ada tekanan. Yang ada, yaitu tekanan dari diri sendiri.

Siti Fadia Silva Ramadhanti: Bersyukur bisa menang. Tadi memang dari awal, kami belum bisa keluar dari tekanan. Saya juga banyak melakukan kesalahan sendiri.

Untung, di game kedua dan ketiga, saya bisa lebih tenang dan bisa meraih kemenangan. Kunci kemenangan tadi, kami hanya lebih fokus di setiap poin dan pukulan saja. Kami tidak mau buru-buru seperti di game pertama.

Dalam pertandingan tadi, sebenarnya saya juga tegang. Tetapi lewat komunikasi dengan Kak Apri dan pelatih, akhirnya bisa lebih tenang.

Yeremia Erich Yacob Rambitan: Di game pertama kami terlalu terburu-buru. Terus banyak mengangkat juga. Kami juga banyak mati sendiri. Kami tidak bisa keluar dari tekanan.

Di game kedua saat masih di awal-awal, kami masih banyak mati sendiri. Belum bisa keluar dari tekanan. Pas di interval kedua, pelatih bilang, kami diminta bermain seenak mungkin saja. Lebih banyak permainan net. Juga jangan terlalu main panjang-panjang dan kencang-kencang.

Terus kita coba main dan akhirnya di game kedua setelah interval, malah mulai enak main dan bisa mengejar. Bahkan kami bisa mengambil game kedua. Game ketiga, polanya sama seperti game kedua akhir. Kami main dengan bola pendek dan jangan banyak mengangkat. Selain itu, juga lebih inisiatif menyerang duluan.

Pramudya Kusumawardana: Mungkin tadi di awal-awal kami agak mendapat pressure. Ini karena kami juga begitu banyak melakukan unforced error terus. Tetapi beruntung kami bisa membalikkan keadaan dan menang.

Sebagai bagian evaluasi, mungkin kalau dari segi permainan konsistensi kami di dua pertandingan yang lalu, kalahnya di poin-poin kritis. Begitu pun tadi sebenarnya kami sudah unggul terus, lalu terkejar lagi. Setelah itu, kami mengejar lagi. Harusnya kami bisa lebih konsisten lagi.

Enda Suranta

Ginting berkonsentrasi sebelum melakukan servis saat berhadapan dengan Ng Ka Long. Foto: Humas.

Artikel ini sudah terbit di jurnal-ina.com

RELATED POSTS