Catatan Sepakbola: Kalau Saja Christian Gonzales…

April 2, 2024
nigara13

Govnews-idn.com – KALAU saja, Christian Gonzles saat ini masih merumput, sangat mungkin tim nasional Merah-Putih, benar-benar akan menjadi ancaman. Keganasan pemain bernama lengkap Cristian Gerard Alfaro Gonzales itu, tidak disangsikan lagi.

Bayangkan, dengan support pemain seperti yang lalu saja, Gonzales yang lahir di Montevideo, Uruguay, 30-8- 1976 itu, mampu membukukan gol sebanyak 284 gol. Gol sebanyak itu belum termasuk 13 gol saat sejak dia resmi berpaspor Indonesia, 3 November 2010.

Pemain berjuluk El-Loco itu, empat kali menjadi top-skor Liga Indonesia. Dia mulai merumput di Indonesia 2003-04 di PSM Makassar. Dari 52 penampilannya, El-Lco mampu membukukan 32 gol.

Dua tahun di Persik Kediri, Gonzales berhasil mengembalikan gelar Kediri sebagai juara Liga Indonesia 2006 dan hebatnya El-Loco mampu mencetak 102 gol dari 95 penampilan di klub Jawa Timur itu. Selain PSM dan Persik, Gonzales juga bermain di 8 klub lainnya.

Berturut-turut: Persib Bandung, Putra Samarinda, Arema Cronus, Madura United, PSS Sleman, Persikabo Bogor, PSIM Jogyakarta, Rans Nusantara dan kembali PSIM Jogya. Sekitar El-Loco 19 tahun, mantan pemain U-20 Uruguay itu merumput di sini dan telah menorehkan prestasi yang sangat luar biasa.

Dari 420 penampilan di Liga Indonesia, Gonzales berasil mencetal 284 gol. Jika kita bagi 19 tahun, artinya El-Loco mampu mencetak 14,9 gol per tahun. Lalu, kalau kita bagi jumlah penampilan dengan jumlah gol, maks kita dapati 420: 284= 1,4 gol setiap pertandingan. Dari 11 klub yang dia bela, maka perklub telah dia sumbangkan 25, 8 gol.

Catatan: Timnas Indonesia, 32 tampil, 13 gol dan di timnas Uruguay U-20, 25 tampil 15 gol. Data yang saya ambil dari wikipedia ini secara tegas melukiskan keganasan El-Loco.

Terlalu Cepat Lahir

Kalau saja boleh berandai-andai, betapa mengerikan El-Loco, jika saat ini dia masih merumput di tim nasional. Suporting dari pemain-pemain sekelas Thom Haye, Ragnar Oratmamgoen, Jay Idzes, Marselino Ferdinan, akan membuat kiper lawan lebih banyak memungut bola dari dalam gawang.

Jumlah gol yang dicetak Gonzales, melukiskan betapa narulinya untuk mencetak gol sangat luar biasa. Sekali lagi, dukungan yang diberikan untuk Gonzales saat itu, belum sebaik sekarang. Saya tidak bermaksud merendahkan para pemain saat itu, tetapi saya hanya justru ingin melukiskan bahwa Gonzales memang mesin gol.

Seorang sahabat mengatakan pada saya, El-Loco lahir terlalu cepat. Ya, seandainya saat ini dia masuh berumur 29-35, maka saya tidak dapat membayangkan betapa dahsyatnya timnas kita.

Persoalan fundamental kita, kata Shin Tae-yong, sangat minim anak-anak keturunan yang memiliki posisi sebagai tukang bikin gol. Rata-rata pemain berdarah Indonesia campuran itu berposisi gelandang. “Itu pun gelandang bertahan, ” kata pelatih asal Korsel itu.

Jadi, ketika Jay Idzes dan Ragnar Oratmangoen mampu membuat gol indah saat kita menghajar Vietnam di Leg-2 Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026, di Hanoi, itu saja sungguh membahagiakan. Dan, mudah-mudahan sudah ada pemain yang masuk dalam kategori tukang bikin gol.

Selama ini, tim asuhan STY ini selalu sulit menghasilkan gol. Ramadhan Sananta, ujung tombak Persis Solo, belum juga memperoleh kepercayaan yang utuh dari STY, padahal, menurut hemat saya, Sananta bisa menjadi mesin gol. Apalagi sekarang, di mana pemain lapangan tengah kita sudah cukup baik.

Kembali ke El-Loco, pemain naturalisasi era 2010, menurut saya masih menjadi yang terbaik. Jadi, jika saat ini ada sederet calon pemain yang akan dinaturalisasi, hendaknya pemain depan menjadi pilihan utama. Tepatnya pemain dengan naruli mencetak gol sangat tinggi.

Minggu ini, ada nama Delano Ladan (23 tahun), pemain Top-OSS, liga-2 Belanda. Kabarnya pemain yang sangat haus gol ini, siap bergabung. Dari data yang saya peroleh, cukup menjanjikan. Saat memperkuat SC Cambuur U-21, dia mampu membukukan 10 gol. Sebelumnya saat di Ado Den Haag, Delano mampu mengemas 14 gol.

Kita berharap saja ada El-Loco-El-Loco lain bisa segera ditemukan dan bisa pula segera bergabung. Saatnya, sepakbola kita tidak melulu berisi mimpi-mimpi, tapi bisa segera meraih mimpinya.

M. Nigara

Artikel ini sudah terbit di jurnal-ina.com

RELATED POSTS