JAKARTA, govnews-idn.com – UMKM kriya mengambil peran pada pertumbuhan bangsa Indonesia. Tidak heran, kriya merupakan motor penggerak sektor ekonomi kreatif dan juga wadah melestarikan adat dan budaya tanah air.
Dalam menumbuhkembangkan UMKM kriya di tanah air, perlu kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, komunitas, civitas akademika dan juga asosiasi. Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) merupakan salah satu asosiasi yang peduli terhadap tumbuh kembang kriya di tanah air.
Freddy Chrisswantra, salah satu pendiri ADPII, pada pagelaran Cerita Kriya yang diselenggarakan di Bali, beberapa waktu lalu, dengan semangat siap mendorong ADPII menjadi aggregator bagi pelaku UMKM kriya.
“Saya melihat ada satu peluang ADPII menjadi aggregator di lingkup UMKM kriya,” kata Freddy Chrisswantara.
Menurut Freddy, membangun diferensiasi menjadi penting bagi UMKM sektor kriya.
“Di ranah grassroots saat ini kita menemukan banyak keseragaman, namun hal itu kurang tepat. Membangun diferensiasi yang menjadi penting, sehingga memiliki value di mata customer,” ujar Freddy.
Dia berharap ke depannya pelaku usaha kriya juga harus melihat, apakah yang dihasilkan sudah sesuai dengan keinginan pembeli. Karena menurutnya selama ini banyak yang hanya mengikuti yang sedang tren.
“Tujuan utamanya adalah value, itulah yang akan ADPII suarakan di ranah kriya,” jelas Freddy.
Salah satu produk kriya yang menjadi pilihan
Dalam perjalanannya tutur Freddy, ADPII merupakan satu asosiasi yang mewadahi profesional desain produk industri sejak tahun 1975 dan resmi dideklarasikan dalam bentuk badan hukum perkumpulan pada tahun 2014.
ADPII mempunyai cita-cita mewujudkan kemandirian bangsa melalui Desain Produk Indonesia, dengn ditopang visi yakni menjadi tuan rumah di negara sendiri, menuju desain produk industri Indonesia yang mendunia.
ADPII menaungi para profesional desainer produk industri dari berbagai bidang mulai dari skala kecil menengah seperti craft, furniture, jewelry, tas dan sepatu hingga industri manufaktur seperti industri transportasi, karoseri dan perlengkapan militer.
“Mulai dari membuat produk untuk ritel hingga bidang jasa konsultasi desain. ADPII memperjuangkan tegaknya kemapanan profesi Desain Produk Indonesia. ADPII menghimpun dan mewadahi anggotanya untuk berkarya serta aktif mengembangkan dan memajukan profesi, menjadi mitra pemerintah untuk memberikan rekomendasi kebijakan serta menjamin nilai keprofesian desain produk,” papar Freddy.
Saat ini pun ADPII telah memiliki 400 anggota desainer produk aktif yang tersebar di 5 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Di samping itu, ADPII juga menaungi 27 Universitas yang memiliki jurusan desain produk.
Freddy menambahkan, bagaimana pentingnya menentukan identitas Indonesia melalui desain. Menurutnya saat ini kita bisa mengacu pada tren yang bersifat kontemporer, sebagai penarik pembeli. Namun demikian Freddy tetap mengingatkan, agar tetap menjaga keseimbangan, agar membawa nilai baik dari tradisi sehingga dapat diterima di pasar global.
“Kita bisa combine (tradisi dan modern), agar menjadi ide dan identitas baru,” ungkap Freddy.
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
“Saya melihat ada satu peluang ADPII menjadi aggregator di lingkup UMKM kriya,” kata Freddy Chrisswantara. Foto: KemenKopUKM