Ciptakan Ekosistem UKM Go Ekspor, KemenKopUKM Perkuat Kemitraan Dengan Agregator

September 18, 2022
JAKARTA, govnews-idn.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui Deputi Bidang UKM menyelenggarakan Pengembangan SDM UKM Berbasis Kemitraan dengan agregator dan UKM ekspor di Tangerang, Banten, guna menciptakan ekosistem UKM Go Ekspor.
 
Asisten Deputi Pengembangan SDM Usaha Kecil dan Menengah Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Dwi Andriani Sulistyowati mengatakan, upaya ini dilakukan dalam rangka mendukung pencapaian target kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas sebesar 17% pada 2024. 
 
Diketahui capaian kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas saat ini baru sekitar 15,7% di bawah kontribusi UMKM China, India dan Vietnam.
 
“Pelaku UKM Go Ekspor membutuhkan pengetahuan tentang tren pasar produk ekspor, market intelegensi dan pengembangan produk ekspor. Tentu dalam kegiatan ini, peran agregator sebagai narasumber dan pendamping UKM telah berbagi ilmu serta pengalamannya (transfer knowledge),” ucap Dwi, Sabtu (17/9/2022).
 
Transfer knowledge dilakukan melalui ulasan dan masukan langsung dari agregator, desainer produk dan praktisi ekspor dari setiap produk yang dihasilkan serta dipresentasikan masing-masing UKM. 
 
Dengan begitu, pengembangan SDM UKM Berbasis Kemitraan antara agregator dengan UKM ekspor ini tak hanya diberikan teori penunjang, namun juga diberikan praktek langsung. ”Memang ada tahapannya, teori sekitar 30-40%. Kemudian kita ajak ke workshop langsung praktek, UKM mengamati, meniru dan memodifikasi yang disebut ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), ditambah adanya success story dari para agregator yang juga sebagai pelaku UKM, untuk menyemangati mereka,” jelasnya.
 
Menurut Dwi, UKM masih memiliki kelemahan dalam memproduksi, produk tidak melihat tren. Maka perlu didatangkan pakar di bidang desain produk, agregator dan buying representatif.
 
Produk yang layak untuk pangsa ekspor
 
Kegiatan ini, merupakan wadah pelaku UKM untuk berinteraksi dan saling mengenalkan usaha (company profile) masing-masing. Dengan membangun jaringan (networking) akan menjalin kolaborasi dan sinergi antarsesama pelaku UKM untuk menciptakan dan memproduksi produk-produk kreatif baru dengan kualitas ekspor. 
 
“Hasil yang diharapkan adalah, pelaku UKM juga dapat menjadi bagian dari rantai pasok agregator dan usaha besar berskala ekspor. Dengan melakukan kegiatan langsung di pabrik, para pelaku UKM mendapatkan pengalaman bagaimana proses produksi,” tambaj Dwi.
 
Sehingga outcomenya nanti, UKM bisa memasarkan produknya sendiri terutama tidak melalui trading house. Dijelaskan Dwi, terdapat perbedaan antara trading house dengan agregator. Trading house merupakan perusahaan jasa yang bisa menyelesaikan administrasi tentang ekspor tapi dikenakan biaya. 
 
“Ketika buyernya komplain, trading house tidak bertanggung jawab. Kalau agregator, mereka sebagai praktisi juga pelaku, memiliki pengetahuan tentang seni disain. Jadi ketika ada komplain, mereka dapat menampung terlebih dahulu, kemudian bisa diselesaikan bersama ditambah mereka juga melakukan pembinaan dan berkontribusi terhadap kemajuan UKM,” tegas Dwi.
 
Pemilik PT Homeware Internasional Indonesia Edmond Setiadarma mengaku sangat aware pada permasalahan UKM. Melalui perusahaannya, dia berkomitmen untuk membantu para pelaku UMKM melakukan ekspor.
 
“Tidak semua UMKM memiliki akses pasar ekspor dan kapasitas produksi yang besar. Kami bantu mengumpulkan produk mereka supaya dapat memenuhi permintaan pembeli. Umumnya pesanan dari luar negeri memiliki spesifikasi permintaan yang tinggi, kami lakukan standardisasi produk,” tutur Edmond.
 
Ditambahkan, hal yang sama terjadi dari sisi pembiayaan, tidak semua UMKM sanggup memenuhi mekanisme pembayaran dari pembeli luar negeri yang bisa mencapai 60 hari jatuh tempo. Hingga permasalahan yang sering dialami, belum semua UMKM memahami persyaratan dan perizinan ekspor.
 
MULIA GINTING – ERWIN TAMBUNAN
 
“Pelaku UKM Go Ekspor membutuhkan pengetahuan tentang tren pasar produk ekspor, market intelegensi dan pengembangan produk ekspor,” tutur Dwi Andriani Sulistyowati. Foto: KemenKopUKM

RELATED POSTS