JAKARTA, govnews-idn.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) yang turut mengawasi masuknya barang-barang impor ilegal berpotensi merugikan perkembangan UMKM di Tanah Air.
MenKopUKM mengatakan sepanjang 2022, nilai ekspor produk kerajinan Indonesia mencapai USD949 juta atau setara Rp14.685,1 triliun, naik dibandingkan ekspor tahun 2021 yang USD916 dolar (Rp14.174,4 triliun).
“Walaupun sebenarnya untuk ekspor masih sulit. Keluar (ekspor) susah, sementara kalau ke dalam (impor) gampang sekali. Tak heran kita dibanjiri produk impor ilegal. Hal ini yang sedang kami bereskan,” ucap MenKopUKM saat soft launching Pembukaan Inacraft di Gedung Sarinah, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Pangsa pasar kerajinan Indonesia mencapai sekitar 2,5% dari pasar dunia yang masih sangat dapat ditingkatkan. Terutama karena didukung masyarakat Indonesia yang memiliki kreativitas tinggi, talenta inovatif dan didukung budaya yang sangat beragam.
Tak hanya itu, Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) hutan seluas 68 juta hektar. Bahkan menjadi produsen 85% rotan dunia dan nomor tiga produsen bambu terbesar dunia setelah China dan India.
Tercatat, permintaan kriya di pasar global terus meningkat pada tiga tahun rata-rata naik sebesar 9%. Hal tersebut merupakan potensi pasar yang besar. “Handicraft keunggulan domestik punya budaya dan menjadi sumber inspirasi. Sehingga hal yang perlu dibereskan dari sisi pemasaran maupun informasi perdagangan. Jangan sampai produk luar gampang masuk sementara produk Indonesia keluar susahnya bukan main,” kata MenKopUKM.
Teten mencontohkan, saat Indonesia akan mengekspor pisang dari Lampung, para pelaku UMKM yang tergabung di koperasi harus memenuhi sebanyak 21 sertifikat. Di antaranya, ada sertifikat yang mesti diperbarui enam bulan sekali.
“Di Jepang, mereka nggak mau terima produk pisang kita, kalau minimal hanya boleh 3 titik nodanya di kulit pisang. Lebih dari itu mereka nggak mau. Mereka, negara lain saja begitu melindungi produk yang masuk ke negaranya, masa kita nggak,” ulas MenKopUKM.
Tak Tergerus
Asephi sebagai asosiasi, juga diharapkan turut serta menjaga produk kerajinan tangan dalam negeri tetap tumbuh dan tak tergerus oleh banyaknya produk handicraft dari luar negeri.
“Asephi juga harus ikut patroli. Jika ada kain-kain, benang-benang, maupun produk kerajinan yang banyak dari impor, nanti laporkan kepada kami. Karena tidak bisa kami sendiri membereskan ini, harus ada dukungan dan peran aktif dari asosiasi, masyarakat dan stakeholder lainnya,” tegas Teten.
Untuk memasuki pasar internasional, UMKM di sektor kriya dan handicraft juga harus mampu meningkatkan kualitas disain produk yang selalu baru agar diminati pasar global, serta memiliki kuantitas dan kualitas sesuai standar dan permintaan internasional.
Untuk itu kata MenKopUKM, pendekatan melalui agregator memiliki peran penting mendongrak bisnis UMKM agar naik kelas, termasuk mendorong akses pembiayaan, juga menghubungkan UMKM ke pasar yang lebih luas, bahkan hingga go global.
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) juga mengembangkan program agregator melalui factory sharing hingga pembiayaan KUR Klaster yang melibatkan agregator untuk mendampingi UMKM. Hal ini diharapkan mampu memudahkan UMKM dari sisi pembiayaan, proses produksi hingga akses pasar.
“Saya berharap juga, ajang pameran Inacraft dapat mendorong peringkat Indonesia naik. Saat ini berada posisi ke-3 di ASEAN, untuk industri kriya dan ke-15 di dunia, dapat segera naik peringkatnya. Diharapkan juga, Inacraft jadi agenda pameran craft terbesar di dunia dan mendorong agar terjadi transaksi Business to Business (B2B) yang lebih besar,” lanjut Teten Masduki.
Ketua Umum BPP Asephi Muchsin Ridjan menyampaikan, Asephi mendukung langkah MenKopUKM untuk menutup praktek social commerce yang berpotensi merugikan keberlangsungan bisnis UMKM Indonesia.
“Asephi sebagai wadah perajin di seluruh Indonesia, telah membentuk tim khusus untuk mengawal kebijakan waspada impor ilegal terhadap produk UMKM, bagi kebangkitan UMKM Tanah Air. Asephi bersama MenkopUKM,” urainya.
Pameran Inacraft 2023
Pameran Inacraft kembali hadir untuk kedua kalinya pada tahun ini bertajuk Inacraft on October 2023, sebagai salah satu pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara. Pameran ini akan diselenggarakan pada 4-8 Oktober 2023 di Jakarta Convention Center (JCC). Setelah sukses pada 2022, Inacraft on October tahun ini akan mempergunakan seluruh Hall di JCC.
Inacraft on October 2023 dikuti 772 booth yang terdiri dari para anggota Asephi, dua peserta binaan BUMN, 18 peserta binaan Dinas/Dekranasda, peserta dari luar negeri dari negara-negara sahabat dan visitor/tamu baik nasional maupun internasional.
“Pameran Inacraft menargetkan dihadiri 100.000 pengunjung dengan target transaksi retail sebesar Rp50 miliar dengan kontrak dagang diharapkan mencapai USD1 juta atau setara Rp15,47 miliar,” tutur Muchsin.
Inacraft kali ini memberi kesempatan dan peluang kepada pelaku usaha muda di seluruh Indonesia sebagai wadah untuk memamerkan hasil karya anak bangsa ke kancah internasional. Serta menambah eksistensi pameran Inacraft sebagai salah satu pameran kerajinan tangan terpopuler dan terlengkap di Indonesia yang terus menyesuaikan dengan tren saat ini.
“Inacraft terus mengembangkan potensinya sebagai benchmark produk kerajinan nasional dengan cara menggandeng perajin muda, youth and millenium artisans dan peserta luar negeri dari negara-negara sahabat sebagai wujud kebangkitan setelah pandemi dan kekuatan UKM Indonesia menjadi bagian dari Worldpreneur Citizen,” terangnya.
Mulia Ginting – Erwin Tambunan
Diharapkan juga, Inacraft jadi agenda pameran craft terbesar di dunia dan mendorong agar terjadi transaksi Business to Business (B2B) yang lebih besar,” ujar Teten Masduki. Foto: KemenKopUKM.