IMF: Perang Ukraina Menaikkan Biaya Kargo Internasional

March 31, 2022
JAKARTA, govnews-idn.com – Dana Moneter Internasional (IMF) pekan ini melansir laporannya bertajuk “Shipping Cost and Inflation”. Laporan itu ditulis oleh Yan Carrière-Swallow , Pragyan Deb, Davide Furceri , Daniel Jiménez dan Jonathan D. Ostry dipublis di blogs.imf.org.
 
Salah satu hal yang mereka soroti adalah keterkaitan biaya kargo, di antaranya logistik laut, dengan inflasi global. Tekanan dialami akibat pandemi dan perang Ukraina yang telah berlangsung lebih dari sebulan.
 
Faktanya bahwa 80% perdagangan dunia lewat kargo laut. Sekarang, dari Shanghai ke Rotterdam hingga Los Angeles, virus corona menjungkirbalikkan rantai pasokan. Pelabuhan kekurangan pekerja yang sakit di rumah. Pengemudi truk dan awak kapal tidak dapat melintasi perbatasan karena pembatasan kesehatan masyarakat.
 
Permintaan tertahan karena  program stimulus besar selama penguncian yang diperpanjang membanjiri kapasitas rantai pasokan. Selain menyebabkan keterlambatan pengiriman barang ke pelanggan, biaya pengiriman barang pun melonjak.
 
Seperti yang ditunjukkan oleh Chart of the Week, buah dari problematika adalah bahwa biaya pengiriman peti kemas pada rute perdagangan lintas samudera dunia meningkat tujuh kali lipat dalam 18 bulan setelah Maret 2020. Bahkan biaya pengiriman komoditas curah lebih melonjak.
 
Kajian IMF menunjukkan kenaikan biaya kargo
 
Penelitian baru IMF  menunjukkan bahwa dampak inflasi dari biaya yang lebih tinggi tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun ini. Analisis IMF menyatakan perang di Ukraina akan memperburuk inflasi global.
 
Mempelajari data dari 143 negara selama 30 tahun terakhir, IMF menemukan bahwa biaya pengiriman merupakan pendorong penting inflasi di seluruh dunia: ketika tarif angkutan berlipat ganda, inflasi meningkat sekitar 0,7 poin persentase. 
 
Efeknya memuncak setelah satu tahun dan bertahan hingga 18 bulan. Ini menyiratkan bahwa kenaikan biaya pengiriman yang diamati pada tahun 2021 dapat meningkatkan inflasi sekitar 1,5 poin persentase pada tahun 2022.
 
Hasil kajian IMF  menunjukkan bahwa dampak inflasi dari biaya pengiriman akan terus meningkat hingga akhir tahun 2022. Selain itu, perang di Ukraina kemungkinan akan menyebabkan gangguan lebih lanjut pada rantai pasokan, yang dapat membuat biaya pengiriman global—dan efek inflasinya—lebih tinggi dan lebih lama.
 
IMS
 
Logistik laut di Indonesia. Foto: Dok. Hubla Kemenhub

RELATED POSTS