Di Sidang Umum PBB, RI Sampaikan Komitmen Mengembalikan SDGs Pada Tujuan Awal

September 23, 2023

NEW YORK, govnews-idn.com – Dalam Sidang Umum PBB terkait KTT SDGs yang terdiri dari berbagai rangkaian pertemuan, Pemerintah Indonesia menyampaikan komitmen kuatnya untuk turut serta mengembalikan upaya Sustainable Development Goals (SDGs) pada tujuan awalnya.

Asisten Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerjasama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Dorita Setiawan yang menjadi salah satu delegasi dalam Sidang Umum PBB di New York, Sabtu (23/9/2023), mengatakan secara umum, para kepala negara dan menteri di Konferensi Tingkat Tinggi ini menyampaikan aksi-aksi yang telah dilaksanakan dalam rangka mempercepat progres capaian SDGs, serta rekomendasi kunci yang dapat mendorong akselerasi tersebut.

Dorita menegaskan bahwa Indonesia turut serta menyampaikan komitmennya untuk mengembalikan SDGs kembali pada jalurnya. Bahkan delegasi RI pun dalam salah satu sesi menyampaikan best practice terkait upaya pencapaian SDGs di bidang pangan yakni tentang sistem pangan di Indonesia.

“Beberapa pokok pandangan yang mengemuka, di antaranya para kepala negara dan menteri mengakui bahwa berbagai tantangan global, baik itu pandemi, ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi termasuk isu energi, telah menghambat negara mencapai target SDGs sesuai yang direncanakan,” kata Dorita.

Upaya percepatan perlu dilakukan dengan mengidentifikasi kebijakan dan aksi-aksi kunci dan low hanging fruits yang paling memungkinkan untuk ditempuh oleh pemerintah. Sistem multilateralsime global yang adil dan berbasis aturan merupakan hal mendasar yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan tantangan global dan akselerasi capaian SDGs.

“SDGs perlu diarusutamakan (mainstreaming) ke dalam rencana pembangunan nasional dan diturunkan  kebijakan dan program pemerintah di level nasional dan daerah/lokal,” katanya.

Selanjutnya, KTT juga menekankan pentingnya peningkatan investasi dan pendaanaan dan SDGs di level global sangat diperlukan bagi negara berkembang dan miskin, khususnya di Afrika. Pendanaan inovatif perlu terus ditingkatkan melalui penerbitan instrumen pembiayaan inovatif dan strateginya (misalnya melalui Integrated National Financing Framework (INFF) untuk membiayai pembangunan berkelanjutan.

Sejumlah concern juga mengarah pada transfer teknologi dan technical assistance yang masih harus terus ditingkatkan di tengah keterbasan sumber daya akibat pemulihan global. Di sisi lain perlu perhatian khusus bagi negara berkembang dan negara kepulaian kecil yang bergantung pada sektor maritim dan perikanan. Dukungan global bagi perlindungan laut dan biodiversity akan berdampak langsung bagi penghidupan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi negara-negara itu.

“Isu climate change tetap menjadi tantangan penting dan mendorong transformasi menuju kebijakan yang berkelanjutan misalnya melalui green economy, transisi energi terbarukan,” ujar Dorita.

Di samping itu, mekanisme Voluntary National Review (VNR) juga dipandang sebagai langkah yang baik untuk mengukur capaian SDGs dan mengidentifikasi upaya untuk akselerasinya. Dengan sektor crosscutting yang juga dinilai penting dalam akselerasi capaian SDGs, Misalnya kesetaraan gender, termasuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

SDGs Summit

Seperti halnya pada sesi pertama, para kepala negara dan menteri memulai intervensi dengan seruan untuk menghentikan perang dan konflik di Ukraina sehingga tercipta stabilitas dan ketahanan secara global dalam SDGs Summit sebagai rangkaian dalam pertemuan yang digelar di New York Amerika Serikat, pada 16-19 September 2023.

Beberapa pokok pandangan yang mengemuka dalam rangka upaya untuk membangun ketahanan negara secara inklusif, di antaranya tentang kebijakan fiskal yang tepat dan memastikan kualitas belanja serta alokasi penganggaran pada sektor yang memberikan leverage bagi ketahanan negara.

Kemudian terkait transformasi sistem pangan menuju ketahanan pangan nasional, juga ekonomi hijau dan biru, transisi energi terbarukan, kebijakan untuk mengatasi biodiversity loss merupakan kunci-kunci bagi upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim sekaligus membangun ketahanan negara dan mencegah kemungkinan krisis iklim di masa depan.

“Beberapa negara maju menyampaikan capaian kontribusinya selama ini untuk mencapai target SDGs di level global. Misalnya melalui ODA, kontribusi terhadap lembaga multilateral dan berbagai inisiatif trustfund PBB, dukungan program di wilayah Afrika, mendukung upaya global dalam rangka menjaga ketahahanan pangan, dukungan mengatasi isu migrasi dan human trafficking. Dan berbagai inisiatif pertemuan global misalnya Food Summit, Disaster Risk Meeting, Financing Summit,” lanjut Dorita.

Penciptaan enabling environment bagi pertumbuhan teknologi dan solusi-solusi inovatif, misalnya digitalisasi dan artifical intelligent yang bermanfaat bagi kesejahteraan dan kemanusiaan juga menjadi isu yang dibahas.

Pada pertemuan itu, negara-negara juga menyerukan upaya menciptakan pemulihan dan ketahanan yang inklusif di antaranya mengatasi ketimpangan digital atau digital divide khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil, pendekatan whole of society approach dalam pembangunan nasional untuk mengupayakan kesejahtereaan hingga level daerah/lokal. Serta keterlibatan pemuda dalam proses pengambilan keputusan program-program pemerintah (misalnya melalui youth council). Investasi bagi pemuda dan pendidikan harus selalu diutamakan di tengah keterbatas pendanaan bagi berbagai prioritas.

“Mempromosikan pelatihan viokasi yang mampu mendorong kemudahan pekerjaan dan penghapusan kekerasan berbasis gender dan melakukan upaya pencegahannya,” terang Dorita.

Di level global, kerjasama internasional dan pertukaran pengetahuan perlu terus dilakukan sehingga tercipta stabilitas politik dan ekonomi yang memungkinkan pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan transformatif di level nasional.

Penyelenggaraan KTT SDGs kedua menjadi bagian dari pekan tingkat tinggi Majelis Umum PBB di New York. UKP RI bergabung di dua Leaders Dialogue terkait dengan Leaders’ Dialogue 5 “Unity and Solidarity: Strengthening the multilateral system for enhanced support, cooperation, follow-up and review” dan Leaders’ Dialogue 6 Mobilising finance and investment and the means of implementation towards the SDGs achievement.

Dalam rangkaian pertemuan itu, secara umum, para kepala negara dan menteri menyampaikan aksi-aksi yang telah dilaksanakan dalam rangka mempercepat progres capaian SDGs, serta rekomendasi kunci yang dapat mendorong akselerasi tersebut.

Para kepala negara dan menteri juga memulai intervensi dengan seruan untuk menghentikan perang dan konflik di Ukraina sehingga tercipta stabilitas dan ketahanan secara global. Beberapa pokok pandangan yang mengemuka juga tercetus dalam rangka upaya untuk membangun ketahanan negara secara inklusif.

Delegasi RI dari UKP juga bergabung dalam Closing Segment yang berlangsung di Trusteeship Council Chamber, di Markas PBB, pidato kunci disampaikan oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang juga Co-Chair of the Sustainable Development Goals Advocates group Overview of the Leaders’ Dialogues and other Summit components dan Li Junhua, Under-Secretary-General for Economic and Social Affairs.

Pidato penutupan disampaikan oleh Sekjen PBB António Guterres dan Presiden Majelis Umum Dennis Francis.

FIA

Dorita Setiawan bersama dua rekannya pada Sidang Umum PBB di New York, terkait KTT Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi komitmen Indonesia. Foto: UKP.

RELATED POSTS